27 Januari 2013

Mencermati (Draft) POS UN 2013

BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan) tidak ada henti-hentinya "berinovasi" dalam rangka memperbaiki sistem UN (Ujian Nasional). Mulai dari LJK dilak di ruang pengawas, Jumlah paket yang semula 2 paket, menjadi 5 paket, dan direncanakan UN 2013 menjadi 20 paket (Draft POS UN 2013). Sebelum penyelenggaraan UN pengawas "disumpah" terlebih dahulu. Lembar soal pas 20 eksemplar (pada tahun terdahulu 22 eksemplar), dan banyak lagi yang tidak bisa saya sebutkan di sini. Itu semua dilakukan untuk menghindari kecurangan dalam pelaksanaan UN, tapi toh apa fakta di lapangan? Kecurangan dan kebocoran tetap saja terjadi di sana-sini. Inovasi yang dikembangkan oleh BSNP seakan sia-sia. Setiap inovasi selalu bisa saja dicari celahnya oleh oknum yang ingin berbuat curang.

Saya ingin mencermati (Draft) POS UN 2013, yaitu soal rencana 20 paket soal dalam UN 2013 ini. Bayangan kita tidak akan mungkin siswa bisa kerja sama karena soalnya berbeda setiap siswa dalam satu ruangan. Kalaupun dapat bocoran maka ke-20 paket harus dicontek semuanya. Matematika terdiri dari 40 butir soal, maka harus menulis 20 X 40 = 800 kunci jawaban bila mau mencontek hasil bocoran. Apa gak kelenger atau jari-jari menjadi keriting? Itu bayangan kita. Tapi BSNP berinovasi dibarengi pula oleh inovasi yang dilakukan oleh orang yang berbuat curang, ibaratnya antara virus dan antivirus selalu saja berjalan beriringan, saling salip-meyalip dalam hal inovasi.

Lantas bagaimana bila 20 paket soal nantinya tidak berhasil membendung kecurangan? Akankah BSNP berinovasi untuk membuat perbedaan soal antar provinsi, antar kabupaten, bahkan antar sekolah? Bila memang inovasi BSNP tidak akan pernah bisa membendung kecurangan, maka mestinya BSNP perlu berpikir lain dalam hal inovasi.

Unduh POS UN 2013

3 komentar:

  1. Kalau sudah 20 paket soal per ruangan, kecurangan apa lagi yang mungkin terjadi yang menurut anda selalu berjalan beriringan dengan aturan ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya tidak bisa untuk memprediksi. Kita lihat aja nanti pelaksanaannya

      Hapus
  2. jujur dimulai sejak pendidikan dasar,itu WAJIB... kita para pendidik harus tanamkan pada anak-anak kita tercinta.. selamat berjuang!!

    BalasHapus